About Robert Galbraith, JK Rowling and The Cuckoo's Calling
Penulis: Robert
Galbraith alias J. K. Rowling
Penerbit: Gramedia
Pustaka Utama, 2013
Tebal: 520 halaman
ISBN: 978-602-03-0062-7
Mungkin sebagian orang yang merasa asing ketika mendegar nama
Robert Galbraith. Ya, begitu pula dengan saya pada awalnya. Namun sebaliknya,
ketika orang mendengar nama JK Rowling, orang akan langsung tertuju pada
mahakaryanya, yaitu serial novel Harry Potter. Betapa tidak, dengan novel Harry
Potter, JK Rowling telah menjadi milyarder pertama dengan pekerjaannya sebagi
penulis buku.
Tapi, apa hubungannya Robert Galbraith dengan Sang Maestro? Telisik
punya telisik, ternyata Robert Galbraith adalah nama samaran yang digunakan
Sang Maestro untuk menulis novel kriminal yang berjudul The Cuckoo’s Calling. Kenapa memakai nama samaran padahal penulis
sesungguhnya sudah diketahui?
Diketahui pembocor identitas asli JK Rowling bernama
Chistopher Gossage. Dia membocorkan identitas JK Rowling sebagai penulis The Cuckoo’s Calling lewat Twitter.
Dengan perlakuannya, dia didenda sebesar 1000 poundsterling atau kurang lebih
20jt jika dirupiahkan.
Sekarang, saya akan me-review novel The Cuckoo’s Calling karya Robert Galbraith alias JK Rowling.
Selamat membaca.
0o0
Dalam buku ini Sang Maestro menceritakan tentang perjalanan
seorang detektif partikelir yang sedang menangani kasus kematian seorang
supermodel. Pihak polisi sudah menyatakan bahwa itu adalah murni kasus bunuh
diri, bukan pembunuhan. Akan tetapi sang kakak angkat, John Bristow , masih
tidak percaya, dan akhirnya menyewa detektif yang bernama Cormoran Strike, yang
menjadi tokoh utama dalam novel ini.
Dalam setiap bab, kita diajak untuk ikut mengenal para
saksi-saksi yang bersangkutan dengan kematian supermodel yang bernama Lula
Landry. Mulai dari kakak angkatnya, tetangga tempat tinggalnya, satpam gedung,
hingga sopir pribadinya. Dan dari setiap saksi yang diperiksanya, mereka mempunyai
kesaksian yang berbeda-beda.
Pada saat membaca novel ini saya serasa terbawa kedalam hiruk
pikuk kota London, yang menjadi setting tempat novel ini. Dikarenakan
penggambaran Sang Maestro yang sangat mengesankan. Mulai dari Mayfair yang
mewah dan sunyi, bar-bar yang didalamnya ada makhluk-makhluk menawan, hingga
keriuhan Soho.
Sang Maestro, JK Rowling, berhasil membuat efek untuk ‘Terus
membaca sampai halaman terakhir’. Pasalnya, bab demi bab yang saya baca, selalu
mengadirkan dugaan tersangka yang lebih kuat, hingga tersangka sebenarnya. Dan saya
yakin, setiap tebakan pembaca untuk tersangka sekitar 80% salah. Dan itu yang
membuat pembaca tidak bisa berhenti membaca novel kriminal yang sangat menawan
ini.
Namun yang saya sayangkan adalah porsi narasi dan dialog yang
tidak seimbang. Pada waktu narasi, sampai berparagraf-paragraf, membuat pembaca
bosan. Dan jika sudah memasuki dialog, dialog terus, terkesan encer sekali.
Dan saya dengar, tahun ini JK Rowling akan menerbitkan sekuel
dari novel ini, dan mungkin juga akan dibuat serial seperti Harry Potter. Dan
ada juga yang mengatakan bahwa novel ini akan segera difilmkan. Pencapaikan
yang sangat mengagumkan dalam waktu yang sangat dekat. Mungkinkah kesuksesan
The Cuckoo’s Calling menyamai Harry Potter? Atau mungkin melebihi? Mari kita
tunggu aksi selanjutnya sang Maestro, JK Rowling.
Komentar
Posting Komentar