Belajar Mencuri dari Austin Kleon

 

"Seniman yang baik menyadari bahwa tak ada yang muncul tiba-tiba. Semua kreasi berasal dari sesuatu yang pernah ada. Tak ada yang seratus persen asli," kata Austin Kleon dalam buku 'Steal Like an Artist'. 

Kalimat tersebut semakin memperkuat anggapan saya bahwa semua saling menginspirasi, siapapun itu, tukang becak, pemburu babi hutan, atau preman yang kita temui sepulang kerja, sedikit-banyak, mereka akan memberikan pengaruh yang kelak jadi inspirasi dalam berperilaku, dan mungkin berkarya juga. 

Selain sugesti-sugesti soal ketiadaan yang orisinil dalam suatu karya, Austin juga bercerita tentang kiat-kiat yang harus kita terapkan jika sudah yakin bahwa menjadi seniman akan menghidupi kita. Pelbagai jenis saran dan kutipan akan kita lihat di setiap lembar bukunya, yang mana cukup masuk akal dan beberapa di antaranya juga seakan memberi validasi terhadap anggapan pribadi yang saya kira hanya terpikirkan oleh saya sendiri.

Austin bercerita seperti veteran perang yang lihai mempengaruhi pikiran kita dengan cerita-cerita yang belum tentu benar, namun sisi lain, kita terlalu terpukau dengan kecakapannya menata kisah yang menakjubkan untuk disimak. Sehingga kita terlena dengan apapun yang keluar dari mulutnya, meski ada bagian kecil dari diri kita meragukan saran dan setiap perkataannya.

Namun, bohong kalau setelah membaca buku ini kita tak mendapat perspektif baru, dalam hal berkarya, kreativitas, dan semacamnya. Ada banyak bagian yang terasa personal, seolah Austin mengatakannya hanya pada saya seorang dan membuat saya kesal sebab tersindir. Akibatnya, saya kembali menulis review buku setelah sekian lama di blog ini. Buku Austin adalah salah satu pemicunya, selain memang kebetulan banyak waktu luang yang saya punya.

'Steal Like an Artist' juga jadi buku yang berhasil saya selesaikan sejak terakhir kali menamatkan satu buku utuh, sebab belakangan saya senang memulai membaca buku namun kehabisan niat di tengah perjalanan. Salah satu faktornya mungkin karena buku Austin ini tak begitu tebal, kurang dari 200 halaman, dan setiap halamannya pun seringkali tidak terisi penuh kata-kata, kebanyakan berisi kutipan-kutipan inspiratif serta ilustrasi pendukung. Jadi, cukup menyenangkan dibaca dan tak melelahkan.

Ada banyak anjuran yang ingin disampaikan Austin, dan rasanya, semuanya layak untuk dicoba. Walau belum tentu semua sarannya bekerja dengan baik jika diterapkan, setidaknya buku ini akan memberikan pandangan baru soal bagaimana karya bisa dibuat dan bagaimana menjaga kualitas karyanya agar selalu baik untuk waktu yang lama.

Buku ini ada di Ipusnas.

Komentar

Postingan Populer